a hug that i will miss
Berkas berkas yang berhamburan dan sangat berantakan di meja Leon kini membuatnya sangat pusing melihatnya. Leon menelungkupkan kepalanya di meja, ia meremas rambutnya cukup erat. Pikirannya benar-benar sangat kacau sekarang. Ia bingung, kapan waktu yang tepat untuk memberitahu Klea. Dan ya, dia memang juga sudah tahu seseorang yang mirip dengan Agil. Tapi ia pun sama halnya dengan Klea, ia masih tak yakin bahwa seseorang itu adalah Dierrel. Leon meneteskan air matanya, ia sudah tak kuat menahan semua ini.
Bugh! Bugh! Bugh! Leon memukul meja kerjanya cukup kencang. Hal itu membuat Klea yang baru saja membuka pintu ruangan kerja Leon sembari membawa segelas teh hangat terkejut.
“What hapenned???” tanya Klea panik menghampiri Leon
Leon terkejut mendengar suara Klea, ia menghapus air matanya secara sembunyi. Lalu, ia mendongak menatap Klea.
Klea memasang wajah cemasnya, “Leon, are you crying?”
Lagi-lagi Leon tak bisa menahan tangisnya, ia bangkit lalu ia mendekap Klea dengan sangat erat. Leon menangis, menangis sejadi-jadinya dalam dekapan Klea.
Klea bingung, apa yang sebenarnya terjadi pada Leon. Ia merasakan tubuhnya didekap erat oleh Leon, dan Klea pun membalas dekapannya serta mengelus punggung Leon secara perlahan.
“L-leon, kamu kenapa sih?” tanya Klea
“Give me a long time, to hug you.”
Klea meneteskan air matanya.
Leon mendekap Klea sangat erat. Ia mengelus surai rambut istrinya, mengecup pundaknya, mengelus punggungnya. Aroma yang sangat wangi ditubuh Klea mungkin nanti akan Leon rindui. Cepat atau lambat, Leon tidak akan pernah bisa lagi mendekap Klea seperti ini. Ia kembali menangis, merasakan rasa sesak yang teramat dalam di dadanya.
“Leon, aku istri kamu. Kamu tenang dulu ya sekarang, aku ngga bakal kemana-mana. Aku masih di sini, peluk kamu....” jeda Klea
Leon melepaskan pelukannya, ia menghapus air matanya dan menatap Klea yang kini menatapnya juga.
Tangan Klea beralih mengelus lengan Leon secara perlahan, lalu Klea menatap Leon cukup lekat, “What hapenned? Kamu lagi ada masalah, ya?”
Leon benar-benar tak kuat melihat manik mata perempuan cantik yang kini berada di hadapannya, ia menunduk.
Klea menghela napasnya, lalu ia meminta Leon untuk duduk di kursi kerjanya.
“Minum dulu tehnya, nanti keburu dingin.”
Leon menghela napasnya, lalu ia langsung meneguk secara perlahan teh yang dibuatkan oleh Klea. Rasanya sangat nikmat.
Klea mengambil kursi di pojokan ruang kerja Leon, lalu ia meletakannya di samping Leon dan langsung duduk saat itu juga.
“Kamu ngga mau cerita sama aku?” tanya Klea menatap Leon dengan sendu
Leon terdiam sejenak, ia menaruh gelasnya di meja, “Bingung mau cerita apa.”
“Kamu tadi kenapa nangis? Kamu lagi ada masalah, kan? Cerita sama aku.”
Leon menatap Klea yang terlihat sangat cemas sekarang, ia menghela napasnya secara perlahan, “Iya. Emm.... ngga sih, ngga ada masalah. Aku cuma lagi capek kerja aja, aku pusing.”
“Yakin cuma capek? Pasti ada hal lain yang bikin kamu kayak gini.”
Emang ada. Aku takut kehilangan kamu, Klea.... /batin Leon
“Leon,” panggil Klea
Leon menggeleng dengan cepat, “Ngga ada. Ya aku cuma lagi capek aja.”
“Kamu udah tau Dierrel dari lama, kan? Apa kamu akhir-akhir ini diemin aku terus karena itu?”
“Iya, aku udah ketemu dia beberapa kali. Dan maaf, aku ngga bilang ke kamu,” ucap Leon
Mereka berdua sama sama terdiam cukup lama.
“Klea,” panggil Leon
“Iya.”
Leon menghela napasnya, “Kamu percaya, kalo dia itu Dierrel?”
Leon menatap Klea yang menunduk sambil memasang raut wajah yang terlihat sangat ragu, lalu tak lama Klea kembali menatapnya, “Yes, I believe that he is Dierrel.”
Leon memejamkan matanya, ia menyandarkan tubuhnya di kursi sambil memijat pelipisnya.
“Apa kamu marah pas tau kalo ternyata aku kerja bareng sama dia?” tanya Klea
Leon kembali membenarkan posisi duduknya, lalu ia menatap Klea, “Nope.”
“Kamu ngga ngelarang aku kerja sama orang yang mirip sama Mas Agil?”
Kali ini, Leon terdiam cukup lama. Tetapi setelahnya ia mengeluarkan senyumnya kepada Klea.
“Ngga, aku ngga mau ngelarang-larang kamu lagi. Lagian juga kamu kan percaya kalo dia Dierrel. Sekarang terserah kamu aja, kamu lakuin apa yang buat kamu seneng. Kamu seneng kan kerja jadi model?” tanya Leon
Klea mengangguk girang, “Iya, seneng banget.”
Leon mengangguk kecil, “Oke, do what you want to do.”
“Terus sekarang kita gimana?” tanya Klea
“Gimana apanya?”
“Kamu masih mau diemin aku lagi?”
Leon mendekatkan wajahnya sedikit ke wajah Klea, lalu ia menggeleng, “No. Aku udah tenang sekarang, karena kamu udah peluk aku yang lama tadi.”
Klea tersenyum, “Want me to hug again?”
Leon terkekeh, lalu ia mengangguk dengan cepat.
Dan detik itu juga, Klea langsung memeluk Leon dengan sangat erat. Leon tersenyum bahagia, setidaknya ia merasa sedikit lebih tenang sekarang. Iya walaupun ia tahu, ke depannya pasti akan menjadi lebih rumit. Sekarang ia harus mencari tahu sesuatu terlebih dahulu, sebelum akhirnya ia akan memberitahu hal ke Klea yang mungkin nantinya akan membuat dirinya dan Klea berpisah.
Pada malam itu, rasanya saya ingin terus memeluk dirinya. Memeluk dirinya sampai selama-lamanya. Tetapi, yang ada di dalam benak saya, apakah saya bisa memeluk dirinya untuk selama-lamanya? Saya rasa, tidak.