agil dan sifat posesifnya

Kring! Bunyi lonceng pintu Cafe ini menandakan bahwa ada pengunjung yang memasuki Cafe ini. Iya, orang itu adalah Agil dan Klea. Setelah pergi dari Cafe pertama yang mereka kunjungi, Klea tiba-tiba saja merengek kepada Agil ingin dibelikan cookies.

Agil melepaskan genggamannya dari tangan Klea. “Duduk, mas aja yang pesen.”

Klea mengerucutkan bibirnya. “Mas kesel, ya? Marah sama Lea? Kok jutek banget? Kalo ngga mau beliin ya udah ayo pulang aja.”

Agil menggeleng dengan cepat. “Ngga, dek.... Siapa yang marah coba? Udah ah kamu duduk dulu, mas pesenin dulu ini cookiesnya. Semoga ada, ya....”

Klea menghela napasnya. Setelah melihat Agil melenggang pergi untuk memesankan cookies yang ia mau, Klea menduduki dirinya di sebuah kursi Cafe yang letaknya tepat di dekat jendela.

Klea menatap buliran-buliran salju yang turun di ibu kota Skotlandia ini. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tetapi langitnya masih saja terlihat terang. Ia menunggu Agil dengan rasa bosan, ia menjentikkan jarinya di sebuah meja.

Klea terkejut saat tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. Ah, mungkin ini Agil. Ia menoleh ke arah belakang, dan ternyata orang itu bukanlah Agil, melainkan pria tinggi besar yang memakai sebuat coat bewarna hitam.

Klea menatap tangan pria itu yang sekarang sudah berada tepat di hadapannya. “Hi, i’m Adrew. I'm originally from here. What is your name?”

Klea mengerjapkan matanya berulangkali, ia sama sekali tak membalas jabatan tangan pria itu.

Pria tersebut menarik tangannya karena Klea tak membalas jabatan tangannya. “Why won't you accept my handshake? Btw, do you have a boyfriend already? You are very beautiful. Where do you come from?”

Klea mengernyit, ia benar-benar sangat ketakutan dengan pria aneh yang ia temui ini. Ia secara perlahan bangkit dari duduknya untuk menyusul Agil, tapi baru ingin melangkahkan kakinya, pria itu menarik tangan Klea.

“DON’T TOUCH ME!” teriak Klea

Agil menoleh saat mendengar suara teriakan dari seseorang yang ia kenali. Di depan sana, ia melihat Klea berhadapan dengan seorang pria.

“Sir, this is your order.”

Agil menoleh, ia langsung mengambil pesanannya dengan cepat lalu ia menghampiri Klea.

“I just want to get to know you,” ucap pria tersebut— Adrew

“I have a husband,” ucap Klea cepat karena ia sudah sangat ketakutan

Pria itu terkekeh. “Are you serious? But it looks like you're lying.”

“My wife doesn't lie.” Klea menoleh ke arah sumber suara, ternyata itu Agil.

Klea merasakan pinggangnya ditarik dengan cepat oleh Agil, sampai jarak tubuh mereka berdua benar-benar menempel satu sama lain. Merinding, rasanya sangat merinding. Dan seperti ada kupu-kupu beterbangan di perut Klea detik itu juga.

“She’s my wife, and I'm her husband. She’s pregnant, pregnant my child,” ucap Agil menatap pria tersebut

Jantung Klea sangat berdebar, pasalnya Agil merangkul pinggangnya cukup erat.

“Why are you silent, Sir? Can't you see that her husband is here now? Please leave us,” ucap Agil dengan nada yang sangat dingin

“Honey, Where have you been? I've been looking for you,” ucap perempuan yang tiba-tiba saja datang

Agil dan Klea melihat perempuan tersebut merangkul lengan pria itu.

Perempuan itu menatap pria yang sekarang dirangkulnya. “Honey, who are they?” tanyanya yang sekarang menatap Agil dan Klea yang terdiam

Agil berdehem. “Is he your husband?”

Perempuan tersebut menatap Agil. “No, he's not my husband, he's my boyfriend. Why?”

Agil tersenyum sinis. “You better leave your Boyfriend. Just now he teased my wife, forced my wife to get acquainted with him.”

“What?! Really?” tanya perempuan itu

Agil menatap Klea, Klea yang paham dengan maksud Agil langsung mengangguk saat itu juga.

Plak! Agil dan Klea sama sama terkejut saat perempuan itu menampar pria yang berada di sampingnya.

“How long will you be like this?! You always flirt with a woman and force her to get to know you. Am I lacking in your eyes? I'm tired, now we broke up!”

Setelahnya, perempuan tersebut menatap Klea. “I'm sorry for what he did to you, I'm really sorry.”

Klea menatap Agil yang masih saja terdiam, ia benar-benar sangat bingung kali ini dengan apa yang baru saja terjadi.

“Ayo pulang,” ucap Agil yang langsung menarik tangan Klea saat itu juga untuk pergi dari Cafe ini