apa yang terjadi pada hari itu.
Tw // Car Crash, blood
FLASHBACK ON.
Tok.... tok.... tok....
Pintu terbuka, menampilkan Tiff disana.
“Kak....” panggil Tiff menghampiri Klea
Adam bangkit dari posisinya, ia memberi ruang antara Tiff dan Klea untuk mengobrol.
Tiff mengusap surai rambut anak perempuannya ini, “Kamu yakin mau nikah sama Leon? Mamah takut, kak....”
Klea meneteskan air matanya. Ia tahu betul mengapa Tiff takut, dan tentunya juga sebelumnya Abram melarangnya untuk menikah dengan Leon. Karena mereka takut, takut kejadian dulu akan terulang lagi. Tiff dan Abram takut jika Leon akan menyakiti anak perempuannya kembali.
“Aku lakuin ini semua untuk Ale, mah. Bakal aku lakuin apapun itu untuk bahagiain anak aku,” ucap Klea menatap Tiff dengan mata yang berkaca-kaca
“Kamu tau pernikahan bukan main-main, kak....” ucap Tiff menatap anaknya dengan tatapan sendu
Klea menghela napas beratnya, “Insyaallah aku bisa hadapin semua ini....”
Tiff meneteskan air matanya, lalu ia memeluk anak perempuannya ini.
Klea melangkahkan kakinya secara perlahan untuk menuju mobil yang akan mengantarnya ke gedung acara pernikahannya dengan Leon. Saat ingin menaiki mobil tersebut, ada seseorang yang memanggilnya.
Klea terkejut bukan main saat melihat siapa orang itu. Perempuan yang selama ini ia cari-cari keberadaannya, Raline.
“Udah lama ngga ketemu, Klea....”
Klea meneteskan air matanya.
Raline datang tidak sendiri, ia bersama seorang lelaki yang umurnya sepantaran dengan Adam dan Alea.
“Tante, saya Alex, saya anaknya mamah Raline.... Papah saya, Gara, bukan om Agil.... Kita berdua kesini cuma mau ngejelasin ke tante tentang kesalahpahaman antara tante sama om Agil dulu. Tante.... om Agil ngga pernah sama sekali menduakan tante.... Sekarang kita cuma mau bilang, jangan pernah menikah sama seseorang yang ngga pernah tante Klea cintai....”
Klea menangis, ia menangis sambil terduduk di kursi mobil yang sedang melaju ini. Ia telah selesai membaca sebuah surat yang sempat tak sampai pada tuannya. Raline, ia memberikan sepucuk surat kepada dirinya, sepucuk surat yang ditulis oleh Agil dulu.
Klea menutup mulutnya, ia meremas gaun pengantinnya dengan sangat erat. Sesak, yang Klea rasakan sekarang dadanya begitu sangat sesak.
Adam dan Alea yang terduduk di samping Klea kebingungan mengapa sang ibu menangis.
“Mah, mamah kenapa?” tanya Adam yang terlihat sangat cemas
“M-mamah.... Mamah ngga bisa n-nikah s-sama L-Leon.... Ale, m-maafin mamah.... Mamah ngga bisa nurutin p-permintaan kamu....” ucapnya sesegukan sambil menatap Alea yang terdiam di sampingnya
Klea menatap sang supir di depan sana. “Pak.... Kita pulang aja ya pak?”
“Loh bu? Tapi ibu kan mau menikah....”
Klea menggeleng dengan cepat, ia kembali menangis. “Saya ngga jadi nikah, pak.... Saya mau batalin semuanya.... Saya ngga mau mengkhianati suami saya....”
Sang supir pun mengangguk, lalu saat ia ingin menginjak remnya tiba-tiba saja rem tersebut tidak berfungsi.
Klea, Adam, dan Alea sangat panik mengapa mobil ini bergerak kesana-kemari.
“Pak? Ini kenapa?!” tanya Adam panik kepada supir
“Rem nya blong, mas!”
Klea, Adam, dan Alea terkejut.
“MAMAH, ALE TAKUT!” ucap Alea yang kini memeluk Klea dengan sangat erat
Keadaan di dalam mobil ini sangat tegang, mereka sedari tadi berdoa agar tidak terjadi apa-apa. Klea, ia meneteskan air matanya. Ia memegang erat kedua anak-anaknya, ia melindungi kedua anak-anaknya agar tidak kenapa-kenapa.
“BU, BAGAIMANA INI BU?! REMNYA BENAR-BENAR TIDAK BERFUNGSI.”
Adam membelalakkan matanya saat ia melihat di depan sana sebuah pembatas yang terbuat dari beton. “PAK, AWAS PAK!”
Mereka semua membelalakkan matanya, lalu tak lama— BRAKKKKK! BRAK! BRAK! Mobil yang mereka tumpangi menabrak sebuah pembatas dengan kencang, dan terguling-guling sampai beberapa kali.
Klea merasakan banyak darah yang mengalir di sekujur tubuhnya, ia merasakan rasa yang sangat sakit sekali. Tubuhnya benar-benar tak bisa digerakan. Sakit, sakit sekali.
Ia berusaha untuk membuka matanya secara perlahan. Ia menangis, melihat kedua anaknya yang disana tak sadarkan diri dengan banyak darah yang berlumuran.
“Adam, Ale, mamah sayang kalian....” ucapnya yang setelah itu ia langsung kehilangan kesadarannya
FLASHBACK OFF.