Benci

Klea menangis sejadi-jadinya setelah mendapatkan pesan dari anak lelakinya. Saat itu juga, Klea langsung pergi ke rumah sakit setelah Adam mengirimkan lokasinya.

Klea berlari menyusuri lorong rumah sakit, ia mencari ruang IGD. Setelah beberapa menit mencari, akhirnya Klea telah sampai di lorong IGD. Klea terkejut melihat seseorang yang di depan sana duduk di samping Adam. Lelaki itu lagi?

Sontak lelaki itu pun langsung tersadar akan kehadiran Klea, ia langsung kabur begitu saja.

“Tunggu!” teriak Klea

“Mah!” panggil Adam

Klea ingin mengejar lelaki itu, tapi rasanya yang lebih penting sekarang adalah keadaan anak-anaknya.

Klea menghampiri Adam. Ia menutup mulutnya tak percaya melihat tangan dan kaki Adam yang terdapat perban disana.

“Mas....” panggil Klea dengan mata yang berkaca-kaca

Adam terdiam.

Klea melihat lebih rinci tubuh Adam dari atas sampai bawah, “Kenapa bisa kayak gini?”

“Maafin Adam, mah. Tadi Ale maksa Adam buat dia aja yang bawa motornya pas di tengah jalan. Adam nolak, tapi Alenya maksa. Sampe kita kehilangan keseimbangan, terus jatuh. Ale.... Ale keseret, mah.... Tapi kata dokter barusan Ale gapapa, Ale masih sadar. Dia lagi diobatin aja sama Dokter.”

Tubuh Klea melemas, ia mendudukkan dirinya di bangku rumah sakit.

Bodoh, gue ngga becus banget jadi ibu. /Batin Klea

“Jangan salahin diri mamah, ini kan murni Adam sama Ale yang kecelakaan. Adam tau, pasti mamah nyalahin diri mamah sendiri. Jangan salahin diri mamah....” ucap Adam menatap Klea khawatir

Klea benar-benar tak bisa berkata-kata lagi, ia hanya menangis terus-terusan.

Pintu ruangan IGD terbuka, menampilkan Dokter yang menuntun Alea menggunakan kursi roda.

Klea bangkit dari duduknya, ia menutup mulutnya melihat kondisi Alea yang terlihat jauh lebih parah dari Adam.

“Anda ibunya?” tanya Dokter

Klea menatap Dokter tersebut, lalu ia mengangguk.

Dokter itu tersenyum, “Anak ibu gapapa, kok. Saya cuma menangani luka-lukanya saja. Tadi saya juga mengecek apakah ada benturan atau tidak. Kalau anak ibu yang lelaki tidak terkena benturan sama sekali, tapi kalo anak ibu yang perempuan ini terdapat benturan kecil di kepalanya. Tapi ngga perlu khawatir, anak ibu dua-duanya baik-baik saja, kok.”


Setelah sampai di rumah, Klea langsung membuatkan bubur untuk Adam dan Alea. Klea sudah terlebih dahulu memberikan buburnya ke Adam, sekarang ia melangkahkan kakinya menuju kamar Alea.

Ceklek! Klea membuka pintu kamar Alea, ia melihat Alea disana terbaring di kasurnya menghadap dinding.

“Dek....” panggil Klea

“Keluar,” ucap Alea dengan cepat

Klea terkejut, ia mengernyitkan dahinya.

“Ale bilang keluar.”

“Mamah bawain bubur buat kamu, kamu belum makan....” ucap Klea menatap punggung anaknya

“Ngga mau.”

Klea menghampiri Alea dan duduk di kasurnya, “Makan, ya? Mamah suapin.”

Alea membalikkan tubuhnya secara perlahan dan— Prang! Klea sangat terkejut dengan apa yang baru saja Alea lakukan, Alea menepis mangkuk yang berisikan bubur sampai jatuh pecah ke lantai.

“Ale....”

“Aku kan udah bilang, aku ngga mau,” ucapnya dengan tegas

“Aku, ngga sudi, makan makanan buatan orang yang udah bikin papah meninggal.”

Deg! Sekujur tubuh Klea melemas. Ia mengerjapkan matanya, ia benar-benar sangat terkejut mendengarkan perkataan yang keluar dari mulut Alea.

Ceklek! Adam masuk ke kamar Alea, ia kaget melihat mangkuk yang pecah dan bubur yang berhamburan di bawah lantai kamar Alea.

“Kenapa diem? You killed my dad, you made my dad leave me. Mamah ternyata dulu selingkuhin papah, mamah kecewain papah, mamah nyakitin hati papah, right?” ucap Alea menahan tangisnya

“Alea, stop it,” ucap Adam

“Why? Lo kenapa diem aja? Lo ngga liat nih sekarang orang yang ada di depan lo itu orang yang udah buat papah pergi ninggalin kita berdua,” ucap Alea menatap Adam

Adam mengerjapkan matanya berulang kali, ia menggeleng untuk memberitahu Alea agar ia tidak mengucapkan kata-kata itu.

Keadaan sangat hening dan sangat tegang. Klea hanya terdiam sedari tadi sambil merasakan rasa sesak yang kembali muncul di dadanya.

Alea terkekeh, lalu ia meneteskan air matanya, “I really hate you, mom. Really, really hate you,” ucapnya penuh penekanan

Klea berhasil meneteskan air matanya.

“Keluar. Ale ngga mau liat muka mamah.”

Klea menatap Alea sambil menangis, “Ale, mamah minta maaf....”

“KELUAR!” teriaknya

“ALE!” teriak Adam juga karena dengan beraninya Alea meneriaki Klea

Klea bangkit dari duduknya dengan cepat, ia mengusap lengan Adam, “Gapapa, jangan bentak adeknya.”

Klea menurunkan tubuhnya untuk membersihkan pecahan mangkuk di bawah lantai, tapi dengan cepat Adam menarik tubuh Klea secara perlahan dengan kedua tangannya.

“Mamah ke kamar aja, biar Mas aja yang beresin.”