He knows

“Are you okay?” tanya Dierrel yang menghampiri Klea di balkon Apartment Cantika

Klea tersenyum tipis tanpa menatap Dierrel.

Sehabis pulang pemotretan, Dierrel, Klea, Sam, dan Cantika memutuskan untuk makan malam di Apartment Cantika saja. Dan kini, setelah selesai makan malam, Klea memutuskan pergi ke balkon untuk melihat pemandangan malam kota London yang begitu indah dilihat dari ketinggian. Klea tidak hanya menikmati pemandangan kota ini, tetapi ia juga sedang merasa cemas karena malam ini ia memutuskan untuk memberitahu Leon bahwa ada seseorang yang sangat mirip dengan Agil, dan bahkan Klea bekerja dengannya. Klea benar-benar sangat takut, dan ia juga penasaran bagaimana reaksi Leon nanti.

Dierrel berdecak, “I'm like the wind.”

Klea menoleh, menatap Dierrel yang matanya fokus menatap ke arah depan sana. Lagi-lagi Klea berperang dengan pikirannya, ia terus menatap Dierrel dari samping, menatapnya dengan sangat rinci. Sangat mirip dengan Agil, benar-benar sangat mirip. Klea langsung membuang mukanya ke arah lain ketika Dierrel kembali menatapnya.

“Kamu liatin saya? Kenapa? I'm handsome, huh?” ucap Dierrel dengan tingkat percaya diri yang sangat tinggi

Klea memejamkan matanya, menahan rasa kesal yang menggebu-gebu. ‘Dia pd banget sih, astaga….’ batinnya

“Ah, saya bener-bener kayak angin di sini. Udah lah, saya pergi aja,” ucap Dierrel yang setelah itu langsung membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi

Tapi baru saja melangkahkan kakinya beberapa langkah, Dierrel langsung menghentikan langkahnya dan kembali menatap Klea yang masih saja terdiam di balkon sana, “Ini saya ngga kamu cegat gitu?” tanyanya sedikit teriak

Klea terdiam sejenak, lalu ia menoleh dan ternyata Dierrel kembali menghampirinya.

“Kamu kenapa, sih? Kamu kesambet, ya?” tanya Dierrel

Klea menggeleng.

“Terus kenapa diem aja? Saya ajak ngobrol ngga disautin sama sekali,” ucap Dierrel dengan raut wajah yang sangat kesal

Lagi-lagi Klea terdiam, ia kembali menatap Dierrel dengan lekat. Kemudian, ia menunduk. ‘Klea, ayo…. Dia tuh beneran Dierrel, dia bukan Mas Agil…. Lo juga ngerasain kan gimana perbedaan antara Dierrel sama Mas Agil. Lo bener-bener ngerasain perbedaan itu…. Udah, ya? Yang sekarang ada di depan lo itu Dierrel, dia bukan Mas Agil….’ batinnya

“Akleea,” panggil Dierrel

Klea mendongak, “Apa?”

“Daritadi ada telpon kamu ngga denger? Itu, daritadi handphone kamu berdering terus.”

“O-oh, i-iya….” ucap Klea terbata-bata lalu ia langsung melihat siapakah yang menelepon dia

Ah, rupanya Leon. Dan pada saat itu juga, Klea langsung mengangkat telpon tersebut.

Halo….” ucap Klea

I'm below.

Klea terdiam, jantungnya berpacu dengan cepat sekarang.

Cepet, ya…. Nanti keburu malem, kasian anak-anak di rumah.”

Setelah membalas telpon dari Leon, Klea berpamitan dengan Cantika dan Sam. Ia melangkahkan kakinya untuk menuju ke bawah, menghampiri Leon yang sudah sampai di tempatnya. Ia akan pulang, karena hari sudah semakin larut.

“Saya belum pernah lihat suami kamu, katanya dia CEO di Birmingham, kan? Coba, kali aja nanti pas saya lihat suami kamu saya kenal. Soalnya waktu itu saya juga pernah ada meeting sama perusahaan yang cukup besar di Birmingham.”

Klea menghentikan langkahnya, lalu ia menatap Dierrel.

“Why?” tanya Dierrel kebingungan

“Nama perusahaannya apa?” tanya Klea dengan cepat

Dierrel terlihat tampak berpikir sejenak, “Emm…. Skypee CORP kayaknya, deh. Saya lupa.”

Jantung Klea benar-benar berdebar kali ini, ia mengerjapkan matanya berulang kali, ia benar-benar tak menyangka. Skypee CORP? Itu adalah perusahaan Leon. Berarti, selama ini Leon sudah tahu?

Klea dan Dierrel menyeberangi jalanan untuk menuju ke tempat parkir mobil Leon di depan sana. Sesampainya di sana, Klea lihat bahwa Leon langsung turun dari mobilnya.

“Wow.... it’s you? Leonadio?” ucap Dierrel yang saat itu juga langsung menghampiri Leon dan menjabat tangannya

Klea benar-benar tak menyangka bahwa momen ini akan terjadi.

“Wah, saya benar-benar ngga percaya.... Kalian berdua suami istri?” tanya Dierrel tak percaya

Klea terdiam sejenak, lalu ia tersenyum getir.

Leon terkekeh, “Shocked, huh?”

“Yes, of course. But, wait.... Anda beneran Leonadio yang waktu itu meeting sama perusahaan saya, kan?” tanya Dierrel menatap Leon

Leon mengangguk.

Dierrel menutup mulutnya tak percaya, lalu ia bertepuk tangan gembira. Entah, padahal tidak ada yang menarik dalam pembicaraan ini.

“Wow.... Oke-oke. Ngga, saya kayak cuma kaget aja gitu,” ucapnya disertai kekehan di akhir

Suasana kali ini menjadi sangat canggung. Klea hanya terdiam, dan Leon pun terdiam.

“W-why? Kok pada diem, ya?” tanya Dierrel

Leon menatap Dierrel, “We have to go home now, anak-anak kami udah nungguin di rumah.”

“Ohh, iya ya kalian punya anak, saya lupa. Anak kalian sudah pada besar, ya? Kuliah di Oxford juga, kan? Keren.... Sama seperti saya, lulusan Oxford,” ucap Dierrel sambil tersenyum

Klea tak tahu bagaimana perasaannya sekarang. Entah, ia sedari tadi sudah berhasil meneteskan air matanya.

“Klea, ayo pulang,” ucap Leon menatap Klea yang berdiri di samping mobil

Dierrel tersenyum, lalu menatap Klea di sana yang langsung masuk ke dalam mobilnya saat itu juga.

Leon menghela napasnya, lalu ia menatap Dierrel yang tak berhenti menatap Klea, “Dierrel,” panggilnya

Dierrel langsung menoleh ketika Leon memanggilnya, “Ya?”

“Klea banyak cerita sama anda?” tanya Leon

Dierrel terdiam sejenak, “Nope,” ucapnya setelah itu ia menatap Klea yang sudah duduk di kursi mobil. Dierrel kembali menatap Leon, “Paling dia cuma cerita tentang anak-anaknya. Dan.... dia ngga pernah cerita sama sekali tentang anda.”

Leon terdiam sejenak, ia tersenyum getir. Lalu, ia menunduk.

“Oh, sorry. Ngga ada maksud apa-apa,” ucap Dierrel diakhiri kekehan

“Saya juga mau bertanya sama anda, anda tidak marah kan kalo Akleea kerja sama saya? Soalnya saya sama Akleea sekarang dapet jadwal bareng terus.”

Leon mengernyit, “Akleea?”

“Ya. Saya panggil istri kamu Akleea,” ucap Dierrel dengan cepat

Di dalam mobil, Klea benar-benar tidak tenang. Ia terus saja menggerakkan kakinya serta menggigit ibu jarinya. Rasanya Klea benar-benar cemas kali ini, ia juga penasaran apa yang Leon dan Dierrel bicarakan di luar sana. Klea sudah tak tahan karena Leon dan Dierrel berbincang cukup lama, sampai akhirnya ia meneriaki Leon untuk pulang sekarang juga.

Tok! Tok! Tok! Dierrel mengetuk kaca jendela mobil milik Leon ketika Klea dan Leon sudah mau beranjak pulang.

Dierrel tersenyum saat kaca jendela mobil Leon dibuka, “Thanks,” ucapnya menatap Leon, lalu mata Dierrel beralih menatap Klea

“Careful. Don't forget, tomorrow and so on we are still on the same schedule.”