Lelaki itu

Klea menghela napasnya setelah mendapatkan pesan dari Tiff, ia benar-benar penasaran siapakah lelaki yang selalu menolong dirinya dan anak-anaknya. Klea melihat layar handphonenya yang di sana tertera sebuah pesan masuk dari Kala, lalu ia pun langsung bergegas untuk pulang setelah kerjaannya sudah selesai semua.

Klea memencet tombol panggilan untuk menelepon seseorang.

“Assalamualaikum, mah.”

“Waalaikumsalam, mas. Kamu sama adek udah pulang?”

“Udah daritadi, mah.”

“Adek masih suka kesakitan ngga?”

“Ngga mah, dia udah baik-baik aja.”

“Mas Adam gimana?”

“Sama mah, pokoknya kita udah mendingan kok.”

“Hmm, yaudah. Kalian mau dibawain apa? Ini mamah pulang sama tante Kala.”

“Ngga usah, mah. Tadi om Saka sama tante Wawa ke rumah bawain nasgor lamer.”

Klea terdiam sejenak.

“Mah.... keinget papah, ya?”

Klea tersenyum getir.

“Iyaudah, ya. Ini mamah mau pulang, mas.”

“Iya mah, hati-hati.”


“Gaada, kle,” ucap Kala melihat gang kecil di dekat rumah Klea

Klea mengernyit, “Gue juga pas itu pernah liat, sih. Tapi sekilas.”

“Wait, wait, wait,” ucap Kala sambil memberhentikan mobilnya

“Kenapa?” tanya Klea kebingungan

“Tuh,” ucap Kala menunjuk sesuatu ke arah rumah Klea

Klea melihat apa yang diberitahu Kala. Ia menyipitkan matanya, ia melihat jelas bahwa Alea sedang berbicara dengan lelaki itu.

“Gue parkir mobil gue disini aja, biar dia ngga langsung kabur.”

Klea mengangguk, kali ini kesempatan ia untuk membuktikan siapakah seseorang yang selama ini sudah menolongnya.

“Ale udah gapapa kok om, Ale baik-baik aja.”

“Alhamdulillah, om seneng dengernya. Mamah kamu pulang jam berapa?”

“Ngga tau.”

“Iyaudah kalo gitu om pamit pulang dulu, ya? Kamu semoga sehat-sehat terus. Om juga titip salam buat Abang kamu.”

Deg! Klea meneteskan air matanya. Suara itu, suara seseorang yang sangat ia kenal.

“Klea....” panggil Kala sambil menatap Klea

Detik itu juga, Klea langsung masuk melalui pagar rumahnya.

“Leon,” panggilnya

Sontak lelaki itu terkejut, Alea pun sama terkejutnya dengan lelaki itu.

“Leon.... itu lo, kan?” tanya Klea dengan mata yang berkaca-kaca

Lelaki itu menoleh ke arah belakang dan melihat Klea dan Kala yang kini sekarang berhadapan dengan dirinya.

“Leon?” ucap Kala memastikan

Lelaki itu terdiam sejenak, lalu ia langsung kabur detik itu juga.

“LEON!” teriak Klea sembari mengejar lelaki itu yang berlari

“LEON, STOP! GUE MOHON BERHENTI, LEON!”

“Klea!” teriak Kala mengejar Klea yang berlari di depan sana

Klea masih saja tidak henti mengejar lelaki itu, ia juga tidak sadar bahwa sedari tadi pun Kala, Alea, dan Adam menyusul Klea.

“LEON PLIS, STOP!” teriaknya

Tin... Tin...

“AKHHHH....” — Brugh!

“MAMAH! KLEA!” teriak Adam, Alea, dan juga Kala

Lelaki itu berhenti, ia menoleh ke belakang melihat Klea yang jatuh tertabrak mobil. Dan pada saat itu juga, lelaki itu langsung menghampiri Klea yang terjatuh.

“Klea!” teriaknya

“Kalo nyebrang tuh hati-hati!” ucap pengendara mobil yang setelah itu langsung melanjutkan perjalanannya

Klea menangis, ia benar-benar sangat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Untung saja, ia tidak tertabrak.

“Mamah, mamah gapapa?!” tanya Adam panik melihat Klea yang menangis terduduk di aspal

“Klea, gapapa?!” tanya lelaki itu

Sontak, Klea langsung mendongak.

“Leon....”

Lelaki itu langsung membuka kupluk hoodie dan maskernya dengan cepat, “Gue Leon, iya gue Leon....”

Mereka semua kaget, termasuk Klea dan Kala.

Klea bangkit dari posisinya, ia menatap Leon yang sekarang berada di hadapannya.

Plak! Bugh! Bugh! Bugh! Klea menampar Leon dan memukul-mukul tubuh Leon.

“Lo dari mana aja, Leon....” ucap Klea menangis

“Lo ngilang gitu aja, lo ngga ngerasain kehidupan gue selama ini selalu dikasih omongan sama orang-orang yang ngga tau sebenarnya apa yang terjadi.... Lo jahat Leon, lo jahat....”

Leon meneteskan air matanya, “Maafin gue....”

Klea kembali memukuli Leon dan menangis sejadi-jadinya, ia mengeluarkan kembali semua rasa sesaknya yang selama ini ia tahan-tahan.

“STOP!”

Klea berhenti memukul-mukuli Leon, ia menoleh ke belakang sana melihat Alea yang sekarang menghampirinya.

“Jangan pukul om Leon, jangan sakitin orang yang udah nolongin aku selama ini,” ucap Alea menatap Klea

“Ale!” panggil Adam

“Lo diem, lo ngga tau apa-apa,” ucapnya dengan cepat sambil menatap Adam

Alea menatap Leon yang menunduk, “Om.... om gapapa?”

Leon mengangguk, “Om gapapa.”

Alea kembali menatap Klea yang masih saja menangis, “Ngga ada yang boleh nyakitin omnya Ale. Kalo ada yang berani nyakitin om Leon, berurusan sama Ale,” ucapnya setelah itu langsung melenggang pergi

Klea menjatuhkan dirinya ke aspal, ia kembali menangis. Mengapa masalah datang kembali ke kehidupannya? Alea masih saja marah kepadanya. Dan sekarang, Alea membela orang yang jelas-jelas selama ini sudah berhasil menghancurkan keluarganya. Orang yang selama ini membuat keluarga Klea mendapatkan fitnahan dari orang-orang.

“Pergi,” ucap Adam dingin menatap Leon

“Adam, om—“

“Saya bilang pergi. Dan kalo bisa jangan pernah muncul lagi.”

Leon mengerjapkan matanya, lalu ia menatap Klea yang masih saja menangis di bawah sana.

Klea, maafin gue.... /Batin Leon