My Fault

Tok... tok... tok...

Klea yang sedang melamun menatap jendela kamarnya menoleh ke arah pintu, ia langsung turun dari kasurnya dan melangkahkan kakinya menuju pintu kamarnya.

Ceklek! Ternyata Bella.

“Disuruh ke bawah sama bapak,” ucap Bella tanpa menatap Klea

Setelah memberitahu Klea, Bella langsung pergi melangkahkan kakinya. Tetapi, dengan cepat Klea memanggilnya dan menghampirinya.

“Bella,” panggil Klea yang membuat langkahan kaki Bella berhenti begitu saja

Bella tak menoleh ke arah Klea.

“Bella masih marah sama mba?” tanya Klea dengan raut wajah yang sedih

Bella menahan tangisnya mati-matian, ia membalikkan tubuhnya. Bella menatap Klea yang terlihat lebih kurus dari sebelumnya, lalu ia juga menatap perut Klea yang sekarang sudah terlihat lebih besar dari sebelumnya.

“Maafin mba, bel. Mba terlalu egois....”

Bella meneteskan air matanya, “Ditungguin bapak,” ucapnya setelah itu langsung melenggang pergi ke bawah


“Loh emang bener, kok. Anak kamu itu yang buat Agil meninggal. Coba waktu itu anak kamu ngga kepergok selingkuh dan ngga ngeluarin kata-kata yang ngga sepantasnya dia ucapin ke Agil, pasti Agil masih ada disini. Coba kamu bayangin, apa Agil ngga kepikiran selama bertugas kemarin? Saya rasa Agil kepikiran, jadinya dia ngga fokus membawa pesawatnya. Dan semua ini gara-gara siapa? Gara-gara anak kamu!”

“Diana, stop!” ucap Danendra dengan suara yang cukup keras

Klea telah sampai di anak tangga terakhir, ia menatap ke arah ruang tengah ternyata disana ada Tiff, Diana, Danendra, Ajeng, dan Bella.

“Nah, ini nih anaknya,” ucap Diana menghampiri Klea yang terdiam sambil memegang perutnya

“Masih ngga tau malu ya kamu tinggal disini? Setelah kamu udah berhasil buat Agil meninggal?”

Klea menahan tangisnya mati-matian.

Danendra menarik tangan Diana, tapi dengan cepat Diana tepis.

Diana menatap Klea yang terus saja memegang perutnya, lalu ia terkekeh, “Oh, ini kayaknya bukan anak Agil, ya?”

Klea terkejut, bagaimana bisa Diana mengucapkan kalimat seperti itu?

“Ini anak Mas Agil, budeh,” ucap Klea menatap Diana dengan mata yang berkaca-kaca

“Masa? Ah, ini anak kamu sama selingkuhan kamu kali.”

Klea meneteskan air matanya.

“Diana, pulang!” ucap Danendra tegas

Diana mengacuhkan Danendra, ia masih menatap Klea dengan tatapan mengintimidasi.

“Kok nangis? Kamu ngga usah lebay. Tinggal ngaku aja kalo anak yang kamu kandung ini anak dari selingkuhan kam—“— Plak! Tiff berhasil memotong ucapan Diana dengan tamparannya

Klea, Danendra, Ajeng, dan Bella terkejut melihat apa yang baru saja Tiff lakukan.

“Mah!” teriak Klea sambil menarik lengan Tiff

“Jaga ucapan kamu, ya. Jangan berani-beraninya nuduh anak saya seperti itu. Kamu tuh ngga tau sebenernya apa yang terjadi, jangan main asal ngomong!” ucap Tiff dengan penuh emosi

“Mah....”

Tiff menatap Danendra, “Mas, saya ngga terima anak saya diperlakukan seperti ini. Anak saya lagi mengandung dan dengan tega-teganya kalian semua selalu menyalahkan anak saya. Saya tau ini berat bagi kalian, tapi ini semua udah takdir. Takdir ngga ada yang bisa diubah....” ucap Tiff yang setelahnya langsung menangis

Klea juga ikut menangis. Setelah kepergian Mas Agil, Ajeng dan Bella pun berubah total setelah mereka berdua mendengarkan percakapan antara Klea dan Bapak kala itu. Mereka berdua seakan-akan menyalahkan Klea karena telah membuat Agil pergi. Dan sampai saat ini pun Klea juga tak bisa memaafkan dirinya sendiri, ia juga terus menyalahkan dirinya sendiri.

“Saya bawa Klea pulang, mas. Percuma disini gaada yang bisa ngehibur, bisanya cuma menyalahkan anak saya aja. Saya pamit. Klea, ayo,” ucap Tiff lalu ia menarik tangan Klea untuk ke luar dari rumah Agil