Nasi goreng lamer

Setelah dari Kampus, Agil langsung mengajak Klea untuk makan Nasi goreng lamer. Agil memarkirkan motornya, lalu ia langsung turun dari motornya.

Agil melihat Klea yang kesusahan membuka helmnya, lalu ia langsung menghampiri Klea dan membantu untuk membuka helm tersebut.

“Macet, mas..” ucap Klea menatap Agil

Setelah helmnya sudah terlepas, Agil langsung merapikan rambut Klea yang agak berantakan. Agil tersenyum, lalu ia langsung menggenggam tangan Klea.

“Ayo,” ucap Agil

Klea terdiam, jantungnya berdetak sangat kencang.

“Kenapa diem aja, dek?” tanya Agil yang heran melihat Klea diam sedari tadi

Klea mengerjapkan matanya, “H-hah?”

Agil tahu kalau Klea sedang salah tingkah karena Agil menggenggam tangannya. Karena Agil suka jahil, Agil mengarahkan tangan Klea yang ia genggam kearah bibirnya.

Cup! Iya, Agil mencium tangan Klea.

Yaallah Mas Agil.... /batin Klea

Agil tersenyum jahil, “Udah ayo, ah! Kebanyakan salting tau, ngga?”

Kini, mereka berdua sudah duduk di kursi dan bersiap-siap untuk memesan makanan. Keadaan tempat makan Nasgor lamer malam ini cukup ramai, di setiap meja dipenuhi beberapa orang yang sedang menyantap Nasgor lamer ini.

“Mang!” panggil Agil

Sang pelayan menoleh, “Eh, si Agil. Gua kira sape lu,”

“Eh buset, siape ini bening banget?” tanya Dono—salah satu pelayan Nasgor lamer

“Cewek gua, lah.”

Klea menatap Agil, lalu ia menatap Dono. Klea tersenyum kikuk.

“Yeu, udah lama kagak kesini sini, sekalinya kesini bawa cewek. Jo, Agil bawa cewek nih,” ucap Dono ke Jono

Jono yang sedang memasak Nasi goreng disana menoleh, “Waduh, kemane aja lu gil? Tu bocah dua Dito sama Saka juga ora kemari mari. Pada kemane?”

Agil terkekeh, “Biasalah Saka bucin, Dito juga palingan main game mulu.”

“Ampe sepi rasanya warung gua lu betiga kaga kemari,” ucap Jono

“Udah lah, gua laper banget ini. Cewek gua juga belom makan, kasian.”

“Iye iye, mau makan ape lo bedua?”

Agil menatap Klea yang sedang mengotak Atik handphonenya, Agil langsung membalikkan handphone Klea begitu saja.

“Jangan main hp mulu. Lea mau makan apa?”

Klea mendekat kearah Agil, ia melihat menu menu Nasi goreng lamer ini.

“Oh, ada yang pake katsu?” tanya Klea

Agil mengangguk, “Ada, mau?”

“Mau deh.”

“Minumnya apa?”

“Mas apa?” tanya Klea

“Mas samain kayak kamu aja.”

Dono terkekeh, “Jiahkkk. Jo, Agil bucin banget dah nih.”

Agil menatap sinis Dono.

“Ya ampun maap, gil.”

Klea terkekeh, “Iyaudah ini Lea mau Nasgor ayam katsu, minumnya es teh aja,” ucap Klea menatap Agil

Agil mengangguk kecil, “Yaudah nih, mang. Nasgor ayam katsu 2, sama es teh juga 2 ya.”

“Siap bos, pedes kagak?”

“Sedeng aja.”

“Oke muda mudi, tunggu bentar yak.”

Klea dan Agil mengangguk. Setelah memesan pesanannya, Agil melihat Klea yang sedang menatap sekeliling tenda Nasgor lamer ini.

“Kenapa, dek?” tanya Agil

Klea menoleh, “Nasi goreng yang suka mas bawain buat Lea belinya disini? Lea kira di restoran gitu.”

Agil terkekeh, “Iya, ini nasi goreng langganan mas. Mas juga kalo setiap pulang ngampus pasti kesini sama Dito Saka. Kenapa? Enak ya nasi gorengnya?”

Klea mengangguk girang, “Iya, enak pake banget.”

“Disini harganya lebih terjangkau, enak juga. Kalo di restoran restoran sana kadang mahal, dan menurut mas rasanya juga biasa aja,” jeda Agil

“Oh iya, mas punya tempat makan yang enak lagi. Disitu ada kue pancong lumer, terus ada ice cream gitu. Murah, tapi enak banget sumpah. Tempatnya kedai, kapan kapan Lea mau cobain ngga?” lanjut Agil menatap Klea

“Mau banget! Mau, mau, mauuuuuu...” ucap Klea menirui suara anak kecil

Agil mencubit pipi Klea secara perlahan, “Gemes banget sih. Yaudah, nanti kapan kapan mas ajak kamu ke kedai itu ya.”

“Oke!”

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Agil dan Klea langsung menyantap makanannya.

“Enak ngga?” tanya Agil di sela sela makannya

Klea mengangguk, “Ebnak, ebnnak banget,” ucap Klea yang kesusahan karena ia masih mengunyah nasi gorengnya

Agil terkekeh melihat tingkah laku Klea, ia menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Klea, “Abisin dulu, kamu makannya lama banget deh.”

“Mulut Lea kecil, ngga gede kaya Mas Agil.”

Agil terkekeh lagi, lalu ia menyeruput minumannya. Tapi tak lama, Agil tiba-tiba tersedak dan Klea langsung menepuk-nepuk punggung Agil.

Klea sangat kaget melihat Agil yang menepis tangannya, Klea juga melihat Agil meringis kesakitan.

“Gil, nape lu?” tanya Dono

Agil menatap Dono, ia menggeleng, “Ngga, gapapa.”

“Ati-ati, gil.”

Agil menatap Klea yang masih terdiam diposisinya, “Lea, maafin mas. Mas ngga sengaja nepis tangan kamu.”

Klea mengerjapkan matanya, jantungnya berpacu sangat cepat.

Mas, sakit banget ya? /batin Klea

“Lea...” panggil Agil sekali lagi

“I-iya, mas. Gapapa kok, mas ngga kenapa-kenapa, kan?” tanya Klea cemas

“Ngga, mas gapapa.”

Agil mengatur napasnya, ia merasakan punggungnya sakit lagi.

Klea benar benar cemas dengan keadaan Agil, apa separah itukah Ayah dan Mamanya memukul dirinya?

Klea menatap kearah handphone Agil, disana terdapat sebuah panggilan dari Bella.

“Mas, Bella nelpon.”

Agil langsung mengambil handphonenya dan mengangkat telpon dari Bella.

Halo, kenapa bel?

Mas.... mama nyuruh mas pulang. Mama, mama nemu brosur sekolah penerbangan Mas Agil...