Night Talk
Setelah ia selesai mengobrol dengan Bapak, Agil langsung meminta izin untuk langsung ke kamar. Agil membuka pintu kamarnya, ia tidak melihat keberadaan Klea disana.
“Dek?” panggil Agil sambil melangkahkan kakinya ke arah kasur
“Dor!” ucap Klea mengkageti Agil dari belakang
Agil menoleh, ia mengelus dadanya, “Astaga, kaget.”
Klea terkekeh, sedangkan Agil terdiam menatap dirinya.
“Kenapa?” tanya Klea
“Sexy banget.”
Klea melihat tubuhnya dari atas ke bawah, lalu ia menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, “I-iyaa, biasanya gini, kan?”
Agil terkekeh, “Iya, ya, ya.”
“Mana, katanya mau cium?” ucap Klea dengan muka yang ditekuk
Agil membaringkan dirinya di kasur, lalu ia menepuk kasur di sebelahnya yang kosong, “Sini.”
Klea tersenyum sumringah, ia juga langsung membaringkan dirinya di samping Agil lalu ia memeluknya.
“Mau dicium di bagian mana?” tanya Agil
Klea mendongak, lalu ia menunjuk bibirnya. Agil tersenyum, dan Cup! Agil mengecup bibir Klea sesuai dengan permintaannya.
“Mas....”
“Iya.”
“Masss....”
“Apa, dek?”
“Masa dua minggu sih, lama banget tau.”
“Dua minggu sebentar, satu tahun yang lama.”
Klea berdecak kesal, “Udah bilang dadakan, dua minggu lagi. Sumpah ya, ngeselin banget.”
Agil mengeratkan pelukannya, “Iyaudah sih, kan nanti mas pulang lagi.”
“Sama mantan mas, ya?”
Agil terdiam sejenak.
“Mas?”
“Iya, satu jadwal. Sama Gara juga, kok.”
Klea menenggelamkan kepalanya di leher Agil, “Jangan macem macem, ya?”
Agil kembali terdiam.
“Mas....” ucap Klea menatap Agil
Agil menatapnya, ia mengecup dahi Klea, “Iya sayang.”
Klea menghela napasnya, lalu ia kembali menenggelamkan kepalanya di leher Agil.
“Pengen banget ke London, pengennya pas musim dingin. Cuma kenapa mahal banget ya disana? Mahal banget kan, mas?” tanya Klea
Agil mengangguk, tangannya tidak berhenti mengelus punggung Klea, “Iya, lumayan.”
“Mas ngga mau ajak Lea kesana? Sebentar lagi kan Lea ulang tahun, kasih kado itu aja hehe.”
Agil tersenyum, “Iya doain aja, ya? Doain semoga mas bisa ajak kamu kesana, doain mas supaya rezekinya lancar. Mas pasti bakal ajak kamu kesana, kok.”
“Janji?” ucap Klea menatap Agil
Agil menatap manik mata Klea cukup lama, lalu ia tersenyum.
Klea kembali memeluk Agil, “Makasih, mas.”
Mas ngga bisa janji, dek. /batin Agil
Klea bangun dari posisinya, ia menjepit rambutnya.
“Mau ngapain?” tanya Agil
“Mau beresin baju mas, takutnya ada yang kelupaan juga.”
“Besok aja lah, mas kan berangkat sore.”
“Tapi nanti kalo ada yang kelupaan gimana?”
Agil menarik lengan Klea, lalu ia membaringkannya kembali, “Ngga ada, udah besok aja.”
Klea mengangguk kecil.
“Buka.”
“Buka apa?” tanya Klea bingung
“Maunya?”
Klea terdiam sejenak, lalu ia menutup wajahnya karena ia blushing.
Agil terkekeh, “Buka jedai kamu, dek. Bukan buka baju.”
Bugh! “Aduh, kok dipukul sih,” ringis Agil karena Klea memukul dadanya
“Lagian.”
“Apa?” tanya Agil menatap heran Klea
“Tau, ah!” ucap Klea yang saat itu juga langsung membelakangi Agil
Lea kenapa, sih? /batin Agil
Agil mendekatkan tubuhnya ke tubuh Klea, ia melepaskan jedai yang menjepit rambut istrinya.
“Nanti kalo ngga dilepas sakit kepala kamu.”
Klea tak berkutik sama sekali, ia masih sangat kesal dengan Agil.
Agil mencium pundak Klea, lalu ia berbisik di telinganya.
“Iyaudah buka, buka bajunya.”