Permintaan
Agil melangkahkan kakinya secara perlahan menuju ruangan Kenanga 4, ruangan Ola dirawat. Agil melihat di depan ruangan tersebut ada Dito, Saka, Abeng, Kala, dan Wawa.
Dito yang pertama kali merasakan kehadiran Agil langsung menoleh, ia menghampiri Agil dan—Bugh! Dito memukul dada Agil sampai Agil sedikit terhuyung ke belakang.
“Lo darimana aja, bangsat!” ucap Dito menatap Agil
Agil terdiam.
“To, jangan emosi lah,” ucap Kala menghampiri Dito dan Agil
“Gue cuma kesel aja sama ni anak, 5 hari gaada kabar. Gue tau lo sedih, gue tau lo pusing, tapi disini ada gue. Ada gue, ada Saka, ada Abeng. Bagi gil perasaan yang lo rasain sini ke gue, jangan lo pendem sendiri, tolol!” ucap Dito yang hampir saja meneteskan air matanya
“Lo mau sampai kapan gil pendem perasaan lo, padahal lo tau disini kita semua selalu ada buat lo. Lo selalu ngerasa ngga punya siapa siapa, disini ada kita gil, ada kita,” ucap Saka
Ceklek! Pintu ruangan terbuka, menampilkan Abram dan Tiff yang baru saja keluar dari ruang inap Ola.
Tiff menghampiri Agil, “Agil yaallah, dari mana aja?” tanya Tiff khawatir
Agil hanya terdiam menunduk.
“Tiff, udah. Gausah ditanyain dulu ya Agilnya,” ucap Abram
“Agil, ke dalam gih. Mama kamu dari tadi nanyain kamu terus, beliau mau ketemu kamu. Di dalam juga ada Klea,” ucap Abram menatap Agil
“Mba Ajeng sama Bella kemana, om?” tanya Agil
“Tadi di panggil Dokter, nanti balik lagi kok.”
Agil mengangguk lemah, lalu ia langsung melangkahkan kakinya untuk masuk ke ruang inap mamanya.
Agil menghentikan langkahnya, ia melihat Klea dan Ola tertidur disana. Setetes air mata berhasil jatuh di pipi Agil, Agil sangat sedih melihat kondisi Ola seperti ini. Ola memakai selang oksigen dan di samping tubuhnya terdapat alat monitor detak jantung yang setiap saat selalu berbunyi.
“Mas...” panggil Ola
Klea terbangun dari tidurnya, ia menatap Ola kemudian ia menoleh kearah Agil.
Agil tersenyum kecil, “Assalamualaikum...”
“Waalaikumsalam...” ucap Klea dan Ola
Agil menghapus air matanya, kemudian ia menghampiri Klea dan Ola. Agil menatap Klea terlebih dahulu, ia mengelus secara perlahan pucuk kepala Klea. Lalu, ia menatap Ola yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
“Ma, apa kabar?” tanya Agil dengan suara yang agak gemetar
Agil bisa melihat Ola yang tersenyum kecil, “Baik, mas...” ucap Ola dengan nada yang sangat kecil
Agil menunduk, ia benar benar tak kuasa menahan tangisnya melihat mamanya terkulai lemas seperti ini.
Klea yang menyadari itu langsung mengelus punggung Agil secara perlahan.
“Keadaan Tante Ola masih lemah banget, mas. Tante Ola masih di pantau terus perkembangannya sama Dokter, Dokter juga bilang jangan terlalu banyak ajak bicara,” ucap Klea
Agil mengangguk secara perlahan, lalu ia mengusap kepala mamanya.
“Mama nyariin Agil, ya? Agil abis jenguk Mas Galang sama Bapak, ma....” ucap Agil menatap Ola
Ola meneteskan air matanya, “Mas Galang.... Bapak....”
“Iya, Mas Galang sama Bapak.”
“Mas....” panggil Ola
Agil menggenggam erat tangan Ola, ia mengecupnya secara perlahan, “Kenapa, ma?”
“Klea....” panggil Ola
“Iya kenapa, tante?”
Ola tersenyum, ia mengambil tangan Klea dan ia memberikannya ke Agil agar Agil bisa menggenggamnya.
Agil mengernyit, ia kebingungan apa yang dilakukan oleh Ola.
“Mas.... nikahin Klea....” ucap Ola menatap Agil
Agil menatap Klea, lalu ia kembali menatap Ola.
Agil tersenyum getir, “Iya mas bakal nikahin Klea, ma. Tapi nanti, nanti tunggu Klea lulus.”
“Besok, mas... Mama mau liat kamu nikah.”
Agil terdiam sejenak, ia merasakan dadanya sangat sesak sekali, ia menangis. Ia sudah tak kuat melihat Ola seperti ini, “Iya nanti mas nikahin Klea. Mas ngga bisa sekarang ma, Mas belum punya apa apa. Nanti Klea mau mas kasih makan apa?”
Klea sedari tadi sudah meneteskan air matanya.
“Mama izinin kamu jadi Pilot, mas....” ucap Ola
Hati Agil terasa sangat sakit lagi saat Ola mengucapkan perkataan itu, ia teringat dengan tabungannya yang tiba-tiba lenyap begitu saja.
Agil menggeleng lemah.
Udah ngga ada harapan lagi, ma.... /batin Agil
“Mas... nikahin Klea besok, ya? Mama udah ngga kuat, mas. Mas Galang.... Mas Galang juga udah nungguin mama terus dari kemarin...”
Deg! Jantung Agil berdegup sangat kencang.
Jangan, Mas. Jangan ajak mama pergi... /batin Agil
Agil menghela napas beratnya, ia menghapus air matanya dan mendekat kearah Ola, “Mama harus kuat, mama harus bertahan, ya?” jeda Agil
Agil mengangguk, “Iya, Agil bakal nikahin Klea besok. Mama mau liat Agil nikah, kan? Agil bakal nikahin Klea besok. Tapi Mama harus janji sama Agil, mama harus bertahan. Mama harus liat cucu cucu mama nanti. Cucu dari Agil, cucu dari Mba Ajeng, cucu dari Bella. Mama harus bertahan ma, ayo kita sama sama lagi kaya dulu...” ucap Agil meneteskan air matanya
Ola tersenyum lemah, “Bener ya, mas? Nikahin Klea...”
Agil mengangguk. Ia menatap Klea dan mengelus tangan Klea secara perlahan.
“Agil bakal nikahin Klea.”