The Night We Met.

Setelah selesai menyaksikan event Fashion Week, kini Klea memutuskan untuk menyusuri setiap sudut di British Museum London ini. Ini pertama kalinya bagi Klea menapakkan kakinya di sini.

Setelah membalas pesan dari Cantika, Klea kembali melangkahkan kakinya untuk melihat seisi Museum ini. Bangunannya masih sangat bagus, langit langitnya pun bermotif. Iya, seperti Museum pada umumnya saja. Dan tentunya, di sini sangat banyak sekali koleksi benda benda yang di pajangkan di setiap sudut ruangan.

Keadaan saat ini cukup ramai. Karena seperti Klea, banyak yang berkunjung sehabis menyaksikan event tadi.

Jauh di depan sana, Klea melihat sebuah koleksi yang dikelilingi banyak orang. Ia sangat penasaran, lalu ia melangkahkan kakinya menuju sana.

“Excuse me,” ucap Klea ramah

Klea menghentikan langkahnya sesuai pembatas pada benda ini. Ia mendongak, dan menatap sebuah patung yang kini berada di depannya. Patung yang dilindungi dengan kaca yang cukup besar. Patung tersebut adalah patung cinta sejati dari pasangan Odysseus dan Penelope.

“Wow, this is a true loyal couple right?”

“Yes. They are both really loyal. Odysseus was once seduced by the goddess of the ocean to marry him, but Odysseus remained faithful to Penelope. And Penelope was the same, she rejected several men who wanted to marry her.”

Klea terdiam, setelah mendengarkan pembicaraan dari orang-orang di sekitarnya. Lalu, ia beralih ke sebuah tiang kecil dengan papan di atasnya yang di sana bertuliskan kisah tentang Odysseus dan Penelope.

“Couples who understand sacrifice like this couple from Greece. After being torn apart, they waited twenty long years to meet again. The war caused Odysseus to disappear shortly after his marriage to Penelope. Although circumstances gave little hope of her husband's return, she refused with 108 suitors who wanted to replace her husband. Odysseus was equally loyal, refusing the offer of a beautiful sorcerer. And indeed that true love is worth the wait.”

Klea tiba-tiba saja meneteskan air matanya setelah membaca kisah itu, kisah sepasang suami istri yang saling setia satu sama lain walaupun terpisahkan selama bertahun-tahun lamanya. Ia.... jadi teringat dengan Agil.

Klea menatap kembali patung itu,ia berandai-andai bahwa kisah percintaannya sama seperti Odysseus Penelope. Tapi nyatanya, Klea menikah lagi, Klea tak setia dengan Agil. Klea, mengkhianati Agil.

Playing now: The Night We Met-Lord Huron.

Klea sudah tak kuasa menahan tangisnya, ia tak peduli dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Terkecuali, seseorang yang sekarang menatapnya di balik sebuah patung Odysseus Penelope di depan sana. Manik matanya, bertemu dengan manik mata Klea saat itu juga.

Klea mengerjapkan matanya berulang kali, memastikan dengan apa yang ia lihat saat ini. Seketika, tempat ini terasa menjadi sepi. Hanya ada Klea dan seorang lelaki yang menatapnya sekarang secara berhadapan. Layaknya di film-film, dua insan yang sudah lama tidak berjumpa kembali bertemu di tempat yang sama, dan di waktu yang sama. Mata Klea tetap fokus menatap manik mata seseorang yang sangat ia kenal di depan sana, di balik sebuah patung Odysseus Penelope.

Tidak, Klea tidak mungkin salah liat. Lelaki itu, sangat mirip sekali dengan seseorang yang Klea rindui selama ini.

“M-mas A-gil?” ucap Klea terbata-bata sambil meneteskan air matanya

Lelaki itu, lelaki yang benar-benar sangat Klea kenali. Ia memakai sebuah luaran coat bewarna coklat, jaket jeans, dalaman turtleneck, dan sebuah topi hitam yang menutupi kepalanya. Ia benar-benar sangat mengenali wujud lelaki itu.

“M-mas?” lirih Klea

Lelaki itu masih setia menatap Klea, matanya tak beralih sedikit pun. Dan tak lama, lelaki itu langsung melenggang pergi.

“MAS!” teriak Klea dengan cepat

Sontak, Klea langsung mengejar lelaki itu. Tetapi, ia menubruk beberapa orang yang berada di depannya, “I’m sorry, i’m so sorry.”

Klea kembali melangkahkan kakinya dengan cepat mengejar lelaki itu. Ia benar-benar kewalahan mencarinya, karena keadaannya sangat ramai sekarang. Tetapi, jauh di depan sana mata Klea berhasil menatap punggungnya. Lalu, dengan cepat Klea kembali mengejarnya.

“MAS, STOP! MAS AGIL, STOP!!! MAS LEA NGGA MIMPI KAN, MAS? MAS MASIH HIDUP!!” teriak Klea sambil berlari tergopoh-gopoh

Klea benar-benar sangat panik, jantungnya sedari tadi sangat berdebar. Ia teringat postur tubuh lelaki yang kala itu ia tabrak, itu memang persis seperti seseorang yang ia kejar sekarang. Apakah memang benar bahwa itu Agil?

“S-sorry, excuse me....” ucap Klea perlahan

Klea melangkahkan kakinya dengan cepat, ia tak peduli dengan orang-orang yang ia tabrak. Tetapi, tiba-tiba saja ia menghentikan langkahnya. Sampai akhirnya— Bruk! Klea terjatuh. Klea tiba-tiba merasakan napasnya sangat sesak sekali, dan kepalanya sangat pusing. Klea tersungkur lemah di bawah sana. Ia menatap langit langit Museum ini, dan banyak sekali orang yang khawatir dan ingin membantunya. Tapi apalah daya, saat ini Klea benar-benar seperti kehabisan tenaga. Ia meneteskan air matanya, ia melihat pandangannya sedikit memburam.

“Excuseee me!”

“KLEA, WHAT HAPPENED?!”

“Astagaaa, Klea. Klea, bangun!”

Klea mendengar suara itu dengan samar, suara Kenny dan Cantika yang terdengar sangat panik.

“Klea, wake up!”

Klea mendengar beberapa suara dari orang-orang yang ingin menolongnya. Dan, tiba-tiba Klea berhasil menatap kembali manik mata lelaki tadi. Walaupun terlihat samar, tetapi Klea tahu betul manik mata itu. Klea kembali meneteskan air matanya.

“Please help her wake up!” pinta Kenny ke lelaki tersebut

Detik itu juga, Klea merasakan tubuhnya sedikit diangkat. Dan lagi-lagi, Klea bertatapan dengan lelaki itu.

“Hey, you okay?” Tanya lelaki itu

“Mas Agil....” ucap Klea dengan nada yang sangat kecil

Dan seketika, saat itu juga Klea merasakan semuanya menjadi sangat gelap.


Klea membuka matanya secara perlahan, ia merasakan kepalanya sangat pusing sekali. Ia menghela napasnya, lalu ia menatap langit langit kamar ini. Ternyata ia berada di Apartment Kenny.

Pintu terbuka, menampilkan Kenny di sana yang membawa sebuah nampan berisikan air putih, makanan, dan obat.

“Hey, syukurlah udah bangun,” ucap Kenny menghampiri Klea dan ia menaruh nampannya di rak meja

Kenny kebingungan melihat Klea yang tiba-tiba saja bangkit dari posisinya dan langsung berdiri.

“Lo mau ke mana?” tanya Kenny khawatir

“Cari suami gue,” ucap Klea dengan cepat

Kenny bangkit dari duduknya, “No.... Lo masih lemes kayak gini.”

Klea mengacuhkan Kenny, lalu ia langsung melangkahkan kakinya secara perlahan. Tapi pada kenyataannya, Klea masih saja lemas. Dan— Bruk! Ia kembali terjatuh.

“Klea!” teriak Kenny, setelah itu ia langsung menghampiri Klea yang terjatuh di sana

“Kan udah gue bilang apa, lo masih lemes kayak gini,” ucap Kenny meraih lengan Klea, tetapi Klea langsung menepisnya dan hal itu membuat Kenny terkejut

“Gue mau cari suami gue, Kenny. Gue ngga peduli gue mau lemes atau ngga, gue tetep mau cari suami gue....” ucap Klea sambil menangis

“Ya tapi kan suami lo udah ngga ada, lo kenapa kayak gini....” ucap Kenny menatap sendu Klea

Klea menggeleng dengan cepat, “Gue tadi liat dia jelas di depan mata gue. Gue ngeliat suami gue, gue ngeliat Mas Agil, ken....”

Klea masih saja menangis di bawah sana, dan Kenny pun langsung mendekapnya.

“Lo tenang dulu, Klea. Lo habis pingsan tadi....”

“Gue ngga bisa tenang, ken.... Gue mau cari suami gue....”

Kenny melepaskan dekapannya, lalu ia menatap Klea yang masih menangis, “Suami lo yang mana, sih? Gue ngga tau, kasih tau gue sekarang.”

“Dia berdiri di hadapan gue. Dia pake coat coklat, turtleneck, topi, sama waist bag....”

Kenny terdiam sejenak.

“C-coba kasih tau gue foto suami lo. Ada?”

“Tas, hp gue di tas....” ucap Klea dengan anda yang terdengar sangat lemah

Kenny langsung mengambil tas Klea yang berada di sofa kamarnya, lalu ia mengambil handphone Klea dan memberikannya ke Klea.

“Ini....” ucap Klea sambil menunjukkan sebuah foto dirinya dengan Agil dulu

Kenny sangat terkejut, ia menutup mulutnya tak percaya, “Whatttt? This is your husband?”

Klea mengangguk lemah, “Dan tadi gue liat dia....”

Ah, sepertinya Kenny mulai paham sekarang.

Kenny menggaruk dahinya, “E-emm.... duduk dulu ayo di kasur, jangan di lantai gini.”

Klea menuruti permintaan Kenny, lalu Klea dituntun untuk duduk di kasur milik Kenny. Setelah duduk, Kenny memberikan Klea minum terlebih dahulu agar Klea lebih tenang.

“Is this really your husband? Are you serious?” ucap Kenny yang masih saja menatap Foto tersebut

“Lo liat di sampingnya ada gue, ken....”

Kenny menghela napasnya, lalu ia menatap Klea, “But, dia.... Dia mirip banget sama temen gue, Klea.”

Klea mengernyit, “What do you mean?”

Kenny terdiam, ia juga terheran-heran sedari tadi.

Kenny menatap Klea kembali, “Do you remember that time I wanted to introduce my friend to you? There he is, Dierrell. And your husband, really looks like Dierrel.”

Klea menggelengkan kepalanya tak percaya. Tidak, tidak mungkin bahwa itu orang lain. Klea yakin bahwa itu adalah Agil.

Kenny mendengus perlahan, “Klea, gue udah kenal Dierrel bertahun-tahun. Dan dia udah tinggal di Uk selama ini. Dia temen gue, temen deket gue. Dan gue juga kaget banget gue baru tau suami lo, dan ternyata suami lo mirip banget sama Dierrel.”

“This doesn't make sense, Kenny....” ucap Klea dengan tatapan yang kosong

“I knowww.... Makanya gue juga kaget banget, gue masih ngga percaya. Tapi gue emang udah temenan lama sama Dierrel. Kalo lo masih ngga percaya, lo tanya kak Cantika. Cowoknya itu Manager sama Assistennya Dierrel. Lagian juga semua orang kenal sama Dierrel, dia model internasional dan CEO di London. Dan tadi juga yang bawa lo ke Apart gue ya Dierrel.”

Klea terdiam, lalu ia meneteskan air matanya, “Take me to him.”

Kenny menggeleng dengan cepat, “No, i can’t. Dia tadi ada urusan mendadak makanya langsung pergi, dan pasti sekarang dia sibuk banget, ngga bisa ditemuin.”

“I want to go home,” ucap Klea