their conversation

Klea berlari kecil ke luar rumahnya setelah ia mendengar suara mobil Agil yang baru saja sampai. Ia membuka pintu rumahnya, lalu ia melihat Agil di sana yang menenteng jas nya dengan lengan kemeja yang ia lipat sampai sikunya.

Setelah menutup pintu mobilnya, Agil dikejutkan oleh Klea yang sudah berdiri di depan pintu sana. “Dek, ngapain keluar? Dinginnnnn,” ucapnya yang setelah itu langsung menarik Klea masuk ke dalam rumahnya

Kini, mereka berdua sudah berada di dalam kamarnya. Agil kebingungan, mengapa sedari tadi Klea diam terus sambil menatapnya, apakah Klea masih marah?

“Kamu masih marah sama mas?” tanya Agil sambil melepaskan pakaian kerjanya

Klea terdiam, tak menjawab ucapan Agil.

Agil menghela napasnya, ia menatap Klea yang duduk di kasurnya lalu ia menghampirinya. “Masih marah, ya? Maaf.... Mas mandi dulu deh, ya? Kotor, bau....” ucapnya yang setelah itu langsung mengecup dahi Klea

Agil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Saat ingin menutup pintu kamar mandinya, di luar sana Klea menahannya. Agil mengernyit, tak mengerti apa yang Klea lakukan.

“Mau ikut,” ucap Klea yang setelahnya langsung menyelonong masuk ke dalam

Agil mandi dengan perasaan yang sangat tak bisa diartikan, karena Klea sedari tadi hanya duduk di closet sambil memperhatikannya yang sedang mandi. Karena sudah tak tahan, ia menghentikan aktivitasnya lalu menatap sang istri yang masih saja terdiam sambil menatapnya.

“Kamu ngapain sih, dek? Kamu mau ikut masuk cuma buat liatin mas mandi?” tanya Agil kebingungan

Klea mengangguk dengan cepat.

Agil menghela napasnya, ia benar-benar tak paham dengan Klea sekarang. “Dek, keluar dulu gih.... tunggu mas di luar aja, jangan di dalem gini, mas malu....”

“Ngga mau. Lagian malu kenapa, sih? Udah suami istri juga.”

“Ye kamu kalo mas gituin aja marah,” ucap Agil tak mau kalah

“Kok gitu?!”

Agil memukul bibirnya. “Maaf, bukan gitu maksudnya. Iya, mas yang salah....”

“Udah sih cepet mandi, Lea tungguin di sini. Pokoknya, Lea, ngga mau, keluar,” ucapnya penuh penekanan

Setelah menemani Agil mandi tadi, kini Klea sudah berbaring di kasur sambil memeluk Agil yang berada di sampingnya dengan sangat erat. Agil hanya terdiam saja, karena jika ia berbicara atau melakukan sesuatu yang ada ia akan terkena omelan oleh Klea.

“Mas,” panggil Klea

“Apa?”

Klea melepaskan pelukannya dengan cepat, ia mendongak menatap Agil. “Cuek banget, sih? Jawabnya apa doang.”

Agil menghela napasnya. Salah lagi kan gue.... /batinnya

Agil mengecup dahi Klea, lalu ia menatap istrinya itu. “Apa dek.... Sayangku, cintaku, istriku, bumilku....”

Klea kembali memeluk Agil dengan erat. “Mau naik London Eye....”

“Kapan?”

“Besok,” ucap Klea sambil menatap keadaan di luar sana yang turun salju

“Lagi dingin, dek.... Nanti kasian dede nya....” ucap Agil sambil mengelus surai rambut Klea secara perlahan

Klea melepaskan pelukannya, lalu ia mengubah posisinya menjadi duduk menghadap ke arah Agil.

“Tapi ini dede yang mau, mas....” ucapnya memasang wajah melas sambil mengusap perlahan perutnya

Agil tersenyum, lalu ia mengecup pipi Klea. “Dedenya yang mau apa kamu?”

“Dede!”

Agil terkekeh, lalu ia beralih mendekatkan wajahnya ke perut Klea. “Adek.... Kamu yang mau naik ke London Eye? Bukan mamah?”

“Iya papah....” ucap Klea menirui suara anak kecil

Agil kembali terkekeh. Lalu ia menaruh kepalanya di paha Klea, tangannya pun tak berhenti mengusap perut sang istri. Klea yang melihat itu pun hanya tersenyum haru sambil mengelus rambut Agil, ia masih benar-benar tidak menyangka bahwa pada kali ini ia hamil kembali dan bahkan di dampingi oleh Agil.

“Iyaudah besok ya kita naik London Eye? Tapi mamah kamu suruh pake jaket yang tebel biar ngga kedinginan, oke?” ucap Agil sambil menatap perut Klea dan mengelusnya

“SERIUS?!” tanya Klea girang

Agil bangkit dari posisinya, lalu ia mengecup bibir Klea. “Serius, bumilllll....”

Saat itu juga, Klea langsung memeluk Agil dengan sangat erat. “AAAAA makasih sayanggggg.” Cup! Cup! Cup!

Agil tersenyum bahagia saat Klea mengecup wajah Agil tak henti. “Udahhhhh, dicium muluuuu....” ucapnya

“Emang ngga boleh?” tanya Klea

“Ya boleh, tapi kamu udah ngga marah sama mas?” tanya Agil menatap Klea

Klea menggeleng dengan cepat, lalu ia menarik tubuh Agil agar berbaring di kasur. “Udah ngga sayang.... Pokoknya Lea sayang banget sama Mas Agil, sayang sayangggggg bangetttttt....”

Agil terkekeh, lalu ia memeluk Klea dengan sangat erat. “Iya sayangggg, mas juga sayang sayangggggg banget sama Lea,” ucapnya setelah itu langsung menyerbu wajah Klea dengan kecupannya

“UDAHHHHH! ENGAP SUMPAH NGGA BISA NAPAS!” ucap Klea sambil menjauhkan wajah Agil

Agil terkekeh, lalu ia kembali memeluk Klea secara perlahan dan bahkan mendusel-ndusel tubuh Klea.

“Mas geliiiiiii,” ucap Klea sambil terkekeh

Agil tak peduli, ia masih saja mendusel-ndusel tubuh Klea.

“MASS, UDAH NGGA?! LEA MARAH NIH YA!” ucapnya dengan nada kesal

Saat itu juga Agil langsung menghentikan aktivitasnya, lalu ia menatap Klea cukup lekat. Ia tersenyum, tersenyum sangat manis. Ia merapikan rambut Klea yang sedikit berantakan, lalu secara perlahan ia mengecup dahi Klea cukup lama. “Mas sayang kamu, Mas sayang kamu, Mas sayang Lea, Mas sayang Lea, Mas sayang bumilllllllll.”

Klea tersenyum manis, ia benar-benar sangat merasa bahagia kali ini. Lalu, ia kembali mendekap tubuh Agil. Mendekap tubuhnya sangat erat, dan rasanya seperti tidak mau kehilangan lagi.

“Makasih ya mas, Lea sekarang bahagiaaaa banget....”