The Day: Kepergian
Hari ini, hari dimana Agil akan mengikat janji suci dengan seseorang yang sangat ia cintai. Agil sudah terduduk di sebuah kursi di samping ranjang rumah sakit Ola, di sampingnya pun sudah ada perempuan cantik yang ia cintai menggunakan kebaya bewarna putih, Klea.
Klea menoleh kearah Agil, ia melihat Agil yang sedari tadi sangat gugup. Klea memberanikan diri untuk menggenggam dan mengelus tangan Agil.
Agil menatap Klea, lalu ia tersenyum. Ia juga membalas genggaman tangan Klea, “Mas gapapa,” ucapnya
Setelah menunggu beberapa menit, munculah seorang lelaki dengan pakaian layaknya seorang penghulu.
“Selamat pagi. Saya Kavin, saya penghulu,” ucap Penghulu tersebut menyalami Agil
Agil melihat Dokter, Abram, dan Tiff yang memasuki ruangan ini. Di ruangan ini hanya ada Ola, Agil, Klea, Tiff, Abram, Penghulu, dan Dokter. Teman teman Agil dan Klea hanya menunggu di luar karena tidak boleh terlalu banyak orang yang masuk ke ruang inap Ola.
Abram menatap Agil, “Gimana? Udah siap?”
Yang ditanya terdiam. Jujur, jantung Agil sangat berdegup kencang sedari tadi. Karena Ola tahu bahwa anaknya gugup, dengan susah payah Ola meraih tangan Agil.
“Mas....” ucap Ola
Agil menggenggam tangan Ola, ia tersenyum, “Gapapa, mah. Agil siap, kok.”
Ola tersenyum manis melihat anaknya tersenyum.
“Yasudah, kita langsung mulai saja gimana?” ucap Penghulu
Kini mereka semua sudah duduk di kursinya masing masing. Agil dan Klea berada di sisi kiri ranjang Ola, Abram dan penghulu berada di sisi kanan Ola, sedangkan Tiff dan Dokter berada diujung ranjang Ola.
“Mari pak, mari kita mulai saja. Silahkan jabat tangan mempelai lelakinya.”
Detik itu juga, Abram langsung menjabat tangan Agil tepat di atas tubuh Ola.
“Langsung saja,” ucap Penghulu
Abram menghela napasnya secara perlahan, “Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan engkau, Raden Agil Lakeswara bin Danendra Lakeswara, dengan putri saya Akleea Ayu Adine binti Abramahaga Adine dengan seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 7 juta rupiah dibayar tunai.”
“Saya terima nikahnya Akleea Ayu Adine binti Abramahaga Adine dengan seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 7 juta rupiah dibayar tunai,” ucap Agil
“Bagaimana para saksi? Sah?” tanya penghulu
“Sah! Alhamdulillahi rabbil 'alamin,” ucap Mereka serentak
Agil dan Klea menghela napas leganya, ia saling meneteskan air matanya satu sama lain. Pada hari ini, mereka telah resmi menjadi sepasang suami istri.
“Sekarang kalian berdua sudah resmi menjadi suami istri, ya. Silahkan istri mencium tangan suaminya.”
Klea menoleh kearah Agil, ia menatap Agil dengan mata yang berkaca-kaca. Klea meraih tangan Agil, lalu ia mencium tangan suaminya. Setelah Klea mencium tangan Agil, Agil langsung mengecup dahi Klea.
Mereka berdua saling menatap satu sama lain, sampai mereka disadarkan dengan bunyi suara monitor Ola yang berbunyi cukup kencang.
Nit... Nit... Nittttttt......
Alat monitor detak jantung Ola menunjukkan garis panjang, Dokter langsung bergegas menghampiri Ola dan memeriksanya.
Klea dan Agil berdiri, semua orang yang berada di ruangan ini sangat panik dan kebingungan.
“Mama kenapa?” tanya Agil panik
“Tolong panggil suster sekarang juga! Bawa alat medisnya,” ucap Dokter yang sedikit teriak
“Mas,” ucap Klea menatap Agil
Agil menghampiri Dokter, “Dok, mama saya kenapa dok? KENAPA ALAT MONITORNYA NGGA BERDETAK, DOK?!” tanya Agil panik
“Mas, tolong tenang dulu ya. Kita bakal usaha semaksimal mungkin.”
Para suster sudah masuk ke ruangan ini dengan membawa beberapa peralatan medis.
“Alat kejut jantung sus!” ucap Dokter itu
Sekarang keadaannya sangat tegang, Agil tidak tahu apa yang terjadi dengan Ola.
“TOLONG SEMUANYA KELUAR DULU, YA!” teriak Dokter
Agil langsung menuruti perintah Dokter, ia langsung keluar dari ruangan ini.
“Mama kenapa, mas?” tanya Bella panik
Agil menggeleng. Agil sudah tidak bisa berkata-kata lagi, ia menyenderkan tubuhnya di dinding rumah sakit. Tidak, ini tidak akan mungkin terjadi. Mas Galang tidak akan membawa Ola pergi, tidak akan.
“Gil, lo tenang ya?” ucap Dito, Saka, dan Abeng secara bersamaan menenangkan Agil
Ceklek! Pintu ruangan terbuka, Agil bangun dari posisinya. Ia melihat para suster keluar mendorong alat alat medis yang tadi mereka kenakan untuk mengecek Ola. Tak lama, Dokter pun juga keluar dari ruangan.
Agil menghampiri Dokter tersebut, “Dok, mama saya gimana?” tanya Agil dengan mata yang berkaca-kaca
Dokter itu terdiam.
Ajeng dengan wajah paniknya juga bertanya ke Dokter tersebut, “Mama saya ngga kenapa kenapa kan, dok?”
Kali ini, Dokter ini menggeleng secara perlahan, “Pasien sudah tidak bisa bertahan lagi. Maaf, saya sudah berusaha semaksimal mungkin.”
Semua orang yang berada disini menutup mulutnya tak percaya. Agil, Agil sangat tidak percaya dengan ucapan Dokter ini.
“Mama....” lirih Bella
Agil langsung membuka pintu ruangan dan berlari kearah Ola.
“Mas!” panggil Klea
Agil menghentikan langkahnya, ia melihat Ola disana terbujur kaku dengan kain putih yang sudah menutupi seluruh tubuhnya.
“Mas....” ucap Klea menangis
Ajeng dan Bella terlebih dahulu menghampiri Ola, mereka membuka kain yang menutupi Ola, mereka menangis sejadi-jadinya.
“MAMA! MAMA BANGUN, MA! MAMA TEGA NINGGALIN AJENG, AGIL, SAMA BELLA? BANGUN MA, BANGUN!”
Suara rintihan menangis terdengar jelas di ruangan ini, semua orang sudah berada di ruangan ini. Abram, Tiff, Agam, Dito, Saka, Abeng, Kala, dan Wawa.
Secara perlahan Agil memberanikan diri untuk menghampiri Ola, Agil melihat wajah Ola yang sangat pucat sekali. Agil mendekatkan tubuhnya kearah Ola.
“Ma....” ucap Agil menunduk dan menangis
Agil meraih tangan Ola yang sudah sangat kaku, Agil tak bisa menahan rasa sakit ini, “Ma, bangun ma....”
“MAMA BANGUN!” teriak Agil
Agil menangis sejadi-jadinya sekarang, ia secara terus menerus menggerakkan tubuh Ola yang sudah terbujur kaku.
“Mama, mama. Mama, bangun ma..... Ini liat, liat Agil udah nikah sesuai permintaan mama. Agil udah nikahin Klea, ma....” ucap Agil menatap Ola
Klea menghampiri Agil, ia mengelus punggung Agil secara perlahan.
“Mama, mama ayo pukulin Agil lagi, pukulin Agil sampe Agil berdarah darah lagi ma. Gapapa ma, Agil ikhlas. Ayo ma, ayo marahin Agil lagi kayak waktu itu, ayo ma.....” ucap Agil yang masih saja menggerak-gerakan tubuh Ola
Agil menaruh kepalanya di tubuh Ola, ia memeluk Ola, “Maaaaa..... bangun...... Agil besok ulang tahun ma.... kenapa mama ninggalin Agil?”
“Mas....” panggil Klea
Agil menoleh kearah Klea, “Mama udah ngga ada, dek...”
Klea menangis, ia langsung membawa Agil ke dekapannya.
Yaallah Mas Agil, kenapa hidup Mas jadi kayak gini.... /batin Klea
Agil melepaskan pelukannya, ia kembali menatap Ola.
“Ma, maafin Agil.... maafin Agil yang belum bisa bahagiain mama....”
Tiff menghapus air matanya, ia menghampiri Agil, “Agil, ikhlasin mama, ya?” ucapnya sambil mengelus punggung Agil
Agil menghapus air matanya, ia kembali menatap wajah Ola. Kali ini Agil menatap wajah Ola sangat lekat.
“Cantik, mama selalu cantik di mata Agil. Mas Galang udah berhasil bawa jalan-jalan, ya? Mama capek ya makannya mau diajak jalan-jalan sama Mas Galang? Ma, kenapa ngga minta sama Agil aja? Nanti Agil ajak mama jalan-jalan naik Timothee, kemana aja yang Mama mau. Agil sebentar lagi wisuda, ma.... kita belum foto bareng-bareng. Mama kenapa udah ninggalin Agil duluan, ma? Ma.... Agil sayang banget sama mama, makasih ya ma udah besarin Agil selama 23 tahun lamanya. Iya ma, nanti malem Agil 23 tahun, Agil udah tua banget ya ma? Nanti kita tiup lilin sama sama ya, ma? Mama ajak juga Mas Galang, bilang Agil kangen sama dia,” jedanya
“Agil ikhlasin mama, ya? Makasih ma, makasih untuk semuanya,” ucap Agil lalu ia langsung mengecup dahi Ola
Berawal dari kehilangan seorang Bapak, lalu ia kehilangan seorang mas. Agil tidak diizinkan untuk menjadi Pilot, ia kerja dan duit hasil jerit payahnya ia tabung untuk sekolah penerbangannya. Ayah tirinya kasar kepadanya, bahkan Ola sendiri pun disaat kambuh juga akan kasar dengannya. Sampai dimana hari itu tiba, Ola dikabarkan masuk rumah sakit. Ajeng dan Bella memberi tahu bahwa semua duit keluarganya diambil oleh Ayah tirinya, bahkan duit tabungannya pun juga diambil semua. Disaat ia sangat membutuhkan duit untuk membayar biaya Operasi Ola, Agil dipecat, dipecat dari pekerjaannya. Dan hari ini, hari dimana ia menikahi perempuan yang sangat ia cintai. Dan di hari ini juga, tepat sebelum hari ulang tahunnya, ia kehilangan sosok mamanya yang sangat ia cintai lebih dari apapun. Dengan segala hal yang Agil lalui dari dulu sampai sekarang, dengan hebat dan kuatnya ia masih tetap bertahan sampai sejauh ini. Sudah sampai sejauh ini, apakah kalian mau menyerah begitu saja? Apakah kalian mau berhenti sampai disini padahal perjalanan kalian masih sangat panjang? Dan yang terpenting, apakah kalian sudah bersyukur sampai detik ini?